Gen Z Ramai-Ramai Investasi Emas, Ada Apa?
Survei dilakukan pada investor kaya yang berusia di bawah 43 tahun, dimana 45% diantaranya memiliki emas sebagai aset fisik, dan itu merupakan jawaban yang tidak terduga. Sedangkan 45% lainnya tertarik untuk memilikinya.
Kepala Strategi Investasi di Perusahaan Jasa Keuangan digital SoFI mengatakan, biasanya kelompok dengan demografis ini tidak tertarik pada aset seperti emas, uang tunai, atau treasury karena dianggap membosankan.
"Seiring dengan naiknya imbal hasil Treasury, uang tunai membayar tingkat bunga yang tinggi, dan emas juga ikut naik. Kita melihat imbal hasil yang biasanya tidak kita lihat dalam jangka waktu sesingkat itu," kata Thomas, dikutip dari Reuters, Sabtu (20/7/2024).
Hal ini menegaskan studi lain yang dilakukan oleh pengelola keuangan State Street, yang menemukan, generasi milenial memiliki alokasi tertinggi terhadap emas dalam portofolio mereka, yaitu sebesar 17%, jauh melampaui generasi boomer dan Gen X yang sebesar 10%.
Perencana keuangan di Canoga Park, California Eric Amzalag mengatakan, klien milenial tertarik pada investasi emas yang bisa disimpan sendiri dan dimiliki secara langsung.
Lantas apa yang jadi alasan investor muda tertarik dengan aset emas?
Bagian dari kebangkitan emas adalah harga spotnya yang sehat, yang saat tulisan ini dibuat berada di atas $2.400 per ounce.
Produk ini juga semakin banyak dijual di lingkungan ritel populer, sehingga meningkatkan visibilitas.
Jaringan besar Costco mulai menjual emas batangan 1 ons musim gugur lalu dan telah melakukan perdagangan cepat hingga $200 juta setiap bulan, menurut perkiraan Wells Fargo.
Saran Bagi Investor Muda
Ada beberapa hal yang perlu diingat saat berinvestasi emas
Salah satu daya tarik emas adalah sifatnya yang nyata. Jika sistem keuangan dunia rusak, atau mata uang ambruk, setidaknya Anda mempunyai sesuatu yang nyata untuk dipegang.
Mulai dari harus memikirkan tempat penyimpanan, mengasuransikan, hingga harus mencari tempat penjual untuk memproses penjualan kembali. Selain itu juga ada risiko harga yang fluktuatif.
Disebutkan juga, sebagai sebuah komoditas, emas bisa sangat fluktuatif dan tidak disukai investor.
Karena itulah, menurut para ahli, ekuitas masih tetap jadi portofolio utama bagi sebagian besar investor. Perusahaan yang menghasilkan penjualan, memperoleh keuntungan, membayar dividen, dan menawarkan potensi apresiasi harga saham menjadikan kelas aset lebih dinamis dengan keuntungan jangka panjang yang unggul.
Perencana keuangan pun menyarangkan investor muda agar menjadikan emas sebagai pelengkap saja.
"Kami bekerja dengan banyak profesional muda, dan kami telah menyertakan ETF emas (sekitar 5%) di banyak portofolio klien kami sebagai lindung nilai selama beberapa tahun. Semua orang menyukai keputusan ini," kata Jonathan Cameron, perencana keuangan di Miami.
Sumber: CNBCINDONESIA